Contributors

Don't miss

Wednesday, January 4, 2012

Tuntaskan Polemik Syiah Sampang dengan Kearifan Religius


By on 1/04/2012 04:55:00 PM

Sosiolog Islam Prof Dr Nur Syam Msi menyatakan prihatin atas terbelahnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mensikapi polemik aliran Syiah di Sampang Pamekasan. Pihaknya mendesak organisasi yang menghimpun para ulama, dan cendekiawan muslim Indonesia itu untuk lebih mengedepankan kearifan religius untuk memutuskan sesat atau tidaknya aliran tersebut.

Menurut Nur Syam yang juga Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut, soal sesat atau tidaknya sebuah aliran sebetulnya sudah masuk wilayah tafsir.

"Kita tidak boleh menerapkan hukum berdasarkan tafsir, dan keputusan hukum agama juga tidak boleh menggunakan logika sesaat," ujarnya di Surabaya, Selasa (3/1).

Seperti diberitakan, Pesantren Misbahul Huda, di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, yang dikelola kelompok Syiah diserang oleh sekelompok orang pada Kamis (29/12). Sedikitnya tiga rumah dan satu mushala ludes terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. tetapi pasca insiden tersebut, ratusan orang anggota kelompok Syiah tersebut, terpaksa diungsikanke tempat lain.

Konflik yang berujung aksi anarkhis pada Kamis kemarin bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan pimpinan kelompok Islam Sunni KH Roisi. Dari konflik kedua tokoh yang masih saudara kandung ini, kemudian tersiar kabar di kalangan pengikut Islam Sunni bahwa kelompok Islam Syiah merupakan kelompok Islam yang menyebarkan ajaran sesat.

Nur Syam menentang keras pernyataan sejumlah agamawan yang meminta penganut aliran Syiah di Sampang itu direlokasi, agar mereka tidak tidak bermasyarakat dengan warga yang berbeda paham.

"Mereka masih umat Islam dan bukan kumpulan orang-orang kafir, tidak boleh direlokasi kecuali atas kemauan mereka sendiri," tegasnya.

Agar perseteruan antar kelompok di Sampang itu tidak semakin melebar, pihaknya berharap polisi bersikap tegas terhadap para pelaku pengrusakan property milik kelompok tersebut. Polisi, menurutnya, harus menegakkan hukum dan berani mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang telah melakukan pengrusakan.

Diakui, konflik antara kelompok Syiah dan Sunni jarang terjadi di Indonesia. Kalaupun ada konflik, biasanya tidak berimbas pada pengerahan massa dan tindakan anarkhis.

"Serangan terhadap kaum Syiah yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan dalih apapun merupakan bagian dari pelanggaran terhadap HAM," tegasnya.

Selama ini masyarakat Indonesia, kata dia, masyarakat Islam dikenal sebagai masyarakat yang beragama secara moderat. Artinya, bahwa ada paham keagamaan yang mendasari keyakinannya bahwa beragama yang benar adalah yang melindungi terhadap lainnya. "Tetapi kenyataannya terdapat kekerasan atas nama agama yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku beragama yang benar sendiri," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Sub-Komisi Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Hesti Armiwulan, juga menolak wacana relokasi pada penganut Syiah di Sampang. "Saya memang dengar ada wacana untuk merelokasi, itu melanggar HAM," tegasnya..

Komnas HAM sudah berusaha datang ke Sampang untuk mengetahui secara pasti kronologi pembakaran rumah, sekolah, dan mushala milik warga Syiah. Konflik fisik Syiah dan Sunni di Sampang ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya terjadi di Pesantren Yapi Bangil Pasuruan, beberapa waktu lalu. (*)

(Dikutip dari suarakaryaonline)

Quotes from 12 Imams

Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).

0 comments:

Post a Comment