Contributors

Don't miss

Tuesday, January 3, 2012

Syiah - Sunni Konflik Buatan ? (1)


By on 1/03/2012 03:06:00 AM

Kegelisahan masih menyelimuti ratusan warga Syiah di Sampang, Madura. Mereka khawatir, memikirkan rumah yang ditinggal mengungsi di desa Karang Gayam. Warga syiah pun khawatir tak bisa kembali ke kampung halaman mereka. Pasca pembakaran pesantren dan rumah warga pengikut Tajul Muluk, Jumat (30/12) pekan lalu, mereka masih trauma. Meski sempat diungsikan ke kantor Kecamatan Omben, kini warga syiah, yang berjumlah 253 orang itu, ditambung di kompleks Lapangan Tennis Indoor Kota Sampang.

Sementara itu, hingga kini ratusan personil Brimob bersenjata lengkap masih bersiaga di desa Karang Gayam. Ketatnya penjagaan mengantisipasi bentrok susulan. Bentrok warga syi’ah dan sunni berlangsung Kamis (29/12). Warga terusik dengan kegiatan pesantren syi’ah. Padahal pesantren itu, sebelumnya sudah diingatkan untuk tidak mengotori akidah umat di Madura.Keberadaan Syiah di Madura sudah muncul sejak tahun 1980-an. Para ulama sudah mewanti-wanti keberedaan Syiah.Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M sudah merekomendasikan tentang sekte Syiah yang memberikan perbedaan-perbedaan dengan ajaran Ahlu Sunnah.

Perbedaan itu diantaranya, Syiah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam” . Perbedaan lain terletak dalam melihat kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama,sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan umat.

Pemerintah memang tidak melarang aliran syi’ah di Indonesia. Bahkan Majelis Ulama Indonesia juga tidak mengeluarkan fatwa larangan syi’ah. Meski ada desakan untuk “mengharamkan” syi’ah, tapi MUI hanya mengeluarkan fatwa mewaspadai aliran syi’ah.

Kalaupun nanti ada kecurigaan dari pihak pemerintah terhadap Syi'ah, kecurigaan itu hanyalah akibat dari lobbying orang-orang yang anti Syi'ah, yang berusaha memberikan gambaran tertentu kepada pemerintah, untuk mencurigai Syi'ah.

Ustad Sami’ Athifuzzain, penulis kitab al-Islam wa Tsiqafatul Insan, dalam bukunya yang berjudul “Al-Muslimun…Man Hum? (Siapakah Kaum Muslimin?) mencoba mendudukan posisi syi’ah dan sunni. Dalam mukadimah buku itu, ia menulis adanya pengelompokan dalam masyarakat muslim Syiah dan Sunni yang semestinya terhapus dengan terhapusnya kejahilan. Tetapi pengelompokan itu justru terus berakar. Padahal sumber pengelompokan itu adalah sekelompok orang yang berhasil menguasai dunia Islam lewat nifaq. “Kelompok itu adalah musuh Islam yang tidak bisa hidup kecuali sepert lintah penghisap darah” tulis Ustad Sami.

Perbedaan yang terjadi antara kelompok Sunni dan Syiah hanya terletak pada pemahaman atas Qur’an dan Sunnah bukan pada asli Qur’an dan sunnah. Ustad Shabir Tha’imah dalam buku Tahdidat Imamul ‘Arubah wal Islam, mengatakan, antara Syiah dan Sunni tidak memiliki perbedaan dalam ushul. Sunni dan Syiah adalah muwahhid. Perbedaan hanya pada furu’ [fikih] yang sama saja seperti perbedaan fikih di antara mazhab yang empat (Syafii, Hanbali…). Mereka mengimani ushuluddin sebagaimana yang ada dalam Quran dan sunnah Nabi. Selain itu mereka juga mengimani apa yang harus diimani. Mereka juga mengimani bahwa seorang muslim yang keluar dari hukum-hukum penting agama, maka Islamnya tidak benar (bathil). “ Yang benar adalah bahwa Sunni dan Syiah, keduanya adalah mazhab dari beberapa mazhab Islam yang mengambil ilham dari kitabullah dan sunnah nabi,” katanya.

Tapi perbedaan pemahaman itu justru dijadikan ladang konflik. Bukan tidak mungkin ada kelompok yang khawatir, jika kelompok Sunni dan Syiah bersatu, seperti diuangkapkan Ustad Abul Hasan Nadawi kepada Majalah Al I’tisham. “Jika hal ini terlaksana—yaitu kedekatan Sunni dan Syiah—akan terjadi sebuah revolusi yang tak ada tandingannya dalam sejarah baru pemikiran Islami.” Katanya. Jadi tak ada salahnya untuk menutup jalan bagi kelompok yang ingin memperluas kekerasan dalam agama, dan membangun persatuan dan saling bekerjasama bukan mengelompokan dirijauh satu sama lainnya.

Mendiang Imam Khomeini alam khutbah di bulan Jumadil Awal 1384 H) mengatakan, “Tangan-tangan kotor yang telah menciptakan pertentangan di dunia Islam antara Sunni dan Syiah bukan Sunni dan Syiah. Mereka adalah tangan-tangan imperialis yang ingin berkuasa di negara-negara Islam. Mereka adalah pemerintahan-pemerintahan yang ingin merampok kekayaan rakyat kita denganberbagai tipuan dan alat dan menciptakan pertentangan dengan nama Syiah dan Sunni.” (faktapos.com)

Quotes from 12 Imams

Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).

0 comments:

Post a Comment