Contributors

Don't miss

Tuesday, March 23, 2010

Obama dan Dilema Kesehatan


By on 3/23/2010 03:03:00 PM


Suasana sanjungan dan puji puja saat kampanye atau ketika mengucapkan sumpah jabatan presiden, kini suasana itu lenyap menjelang kunjungan Obama ke Indonesia kemarin. Kini Barack Obama menjadi sasaran kecaman. Penentangan kunjungan keluar negeri Presiden Amerika Serikat itu kian meningkat, dalih inilah menjadi salah satu alasan kenapa Obama mengurungkan niat untuk makan nasi goreng, rambutan dan nostalgia di Menteng.

Tahun lalu ketika Obama pertama kali menjejakkan kaki ke Gedung Putih, tumbuh harapan di tengah masyarakat dunia akan kemungkinan terjadinya perubahan dalam kebijakan dalam maupun luar negri Paman Sam. Serasa Opini umum tidak bisa lagi menolerir kepongahan dan kewenang-wenangan Washington, karena itu, keberhasilan Obama memenangi pemilu di AS dengan slogan perubahan diapresiasi secara luas oleh masyarakat internasional. Dunia mengharapkan AS segera mengakhiri perang Irak dan Afganistan, menutup kamp Guantanamo, dan mengendorkan dukungannya kepada rezim Zionis Israel secara membabi-buta.

Setahun lebih telah berlalu dari hari saat Obama mengucapkan sumpah jabatan yang disaksikan secara langsung oleh milyaran pemirsa di seluruh dunia. Namun tak ada perubahan berarti yang terjadi. Obama ternyata tak berbeda dengan George W Bush, presiden koboi asal Texas. Baru beberapa bulan memimpin, Obama mengeluarkan instruksi penambahan jumlah tentara di Afganistan. Gedung Putih saat ini juga tetap solid mendukung Israel, rezim ilegal Zionis yang tak mengenal kemanusiaan.

Dari dalam negeri, presiden yang mempunyai nama lengkap Barack "Hussein" Obama ini, jika gagal memenuhi janji kampanyenya yang menempatkan reformasi layanan kesehatan sebagai agendanya, maka Obama dianggap gagal total. Karena kekhawatiran itulah kenapa Obama menunda kedatangannya ke Indonesia dan Australia, menjelang pemungutan suara untuk menentukan nasib reformasi layanan kesehatan oleh anggota Kongres yang melibatkan parlemen dan House of Representatives (DPR AS) hari ini, Minggu (21/3). Sehari menjelang pemungutan suara, kubu Partai Demokrat sangat optimistis. Namun, kenyataannya, dukungan kepada Obama justru terus menurun. Dengan dipimpin John Boehner, kubu Republik justru semakin menggerogoti dukungan Obama dengan berbagai kampanye.

Sebenarnya, draft reformasi sistem kesehatan dan asuransi di negara ini ‎berubah menjadi konfrontasi serius politik di Negeri Paman Sam. Beberapa ‎waktu lalu, Obama menghendaki para anggota DPR AS dapat meratifikasi draft ‎reformasi sistem kesehatan di Senat sebelum tanggal 18 Maret. Namun ‎DPR dan Senat masih mempermasalahkan isi draft reformasi sistem kesehatan ‎usulan Obama itu. ‎

DPR dan Senat pada faktanya, menyepakati draft reformasi sistem kesehatan, ‎namun kedua lembaga legislatif AS ini berselisih pada beban keuangan draft yang ‎selisihnya bisa mencapai minimal seratus milyar dolar AS. Senator-senator ‎Demokrat meminta rekan mereka di DPR menyepakati pandangan Senat, sehingga ‎penandatanganan draft reformasi sistem kesehatan usulan Obama itu segera ‎dapat ditandatangani.‎

Tidak hanya itu, mereka sebenarnya mengkhawatirkan kemenangan kelompok Republikan di ‎pemilihan senator negara bagian Massachusetts. Sebab, ada kemungkinan Partai ‎Demokrat akan kehilangan angka emas, yakni 60 kursi Senat. Jika kehilangan kursi ‎emas itu, Partai Demokrat akan kesulitan meratifikasi final draft reformasi sistem ‎kesehatan.‎

Meski Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, sudah menjanjikan akan bekerjasama dengan ‎Senat, tapi dukungan yang membutuhkan 216 suara itu, masih belum ‎jelas. Sementara itu, para pemimpin Republikan di DPR menyatakan tidak akan ‎mendukung draft reformasi sistem kesehatan usulan Obama. Dengan demikian, ‎jumlah suara yang ada tidak akan mampu meloloskan usulan draft tersebut.‎

Penundaan kunjungan tiga hari Obama ke kawasan Asia Pasifik menunjukkan ‎bahwa kondisi yang ada belum mendukung ratfikasi final draft reformasi revisi ‎kesehatan. Bila draft itu disepakati, minimal 30 juta dari 40 juta warga AS yang ‎kehilangan asuransi kesehatan, akan mendapat jaminan asuransi. Untuk itu, draft ‎itu mendapat dukungan penuh kalangan masyarakat bawah di Negeri Paman Sam. ‎Akan tetapi, bagi kalangan Republikan, Demokrat konservatif dan kelas menengah atas, ‎menentang kebijakan Obama itu.‎

Bagi AS, masalah kesehatan memang sudah lama menjadi persoalan pelik dan Obama sangat memahami itu. Tingginya biaya layanan kesehatan, banyaknya perusahaan asuransi yang nakal, serta masih banyaknya warga AS yang belum memiliki asuransi menjadi penyebab mengapa layanan kesehatan di sana tergolong sangat buruk. Dengan produk domestik bruto (GDP) mencapai USD14, 441 triliun (sekitar Rp136.800 triliun) atau yang tertinggi di dunia, negara adidaya tersebut justru hanya menempati urutan ke-37 dari 190 negara dengan layanan kesehatan terbaik di dunia. AS bahkan lebih buruk dari Kosta Rika (36) dan hanya setingkat lebih baik dibandingkan Slovenia (38) dan Kuba (39).

Yang lebih memprihatinkan, AS justru menjadi negara dengan pengeluaran terbesar di dunia dalam soal kesehatan. Artinya, warga AS mengeluarkan biaya amat banyak untuk kesehatan mereka, tapi justru mendapatkan manfaat yang teramat sedikit dari dana yang sudah digelontorkan. Fakta-fakta mengecewakan seputar kesehatan warga AS bisa dilihat dari tingginya kematian bayi (nomor 39 di dunia) serta pendeknya harapan hidup di sana (nomor 42 di dunia). Pada 2008, total pengeluaran warga AS untuk layanan kesehatan mereka mencapai USD 2,5 triliun atau 16% dari GDP negara tersebut. Sialnya, krisis finansial global yang mengguncang dunia akhir 2008 lalu membuat biaya kesehatan di sana semakin mahal hingga dua kali lipat.

Lembaga polling Gallup dalam hasil jajak pendapat terbarunya mengumumkan ‎bahwa dukungan kepada Obama menurun hingga 46 persen. Padahal pada tahun ‎‎2009, popularitas Obama mencapai 69 persen. Gallup menilai ketidakpuasan ‎kalangan Republikan, sejumlah pendukung Partai Demokrat dan sejumlah besar ‎pendukung independen program-program sosial Obama sebagai penyebab ‎terpuruknya popularitas Presiden Afro-Amerika ini.‎ Rujukan: [farsnews, irna, iribnews, seputar indonesia]

Berita terkait: Tempointeraktif


Sumber: islam muhammadi

Quotes from 12 Imams

Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).

0 comments:

Post a Comment