Contributors

Don't miss

Wednesday, May 13, 2009

BAHAYA DISTORSI PEMBERITAAN MEDIA MASSA DI INDONESIA


By on 5/13/2009 11:15:00 AM

Kalau kita cermati, ada kecenderungan umum yang berlaku di tanah air berkait dengan berita. Berikut adalah dua poin saja di antaranya yang menurut penulis dapat sangat berbahaya.
Pertama, pemilihan jenis berita sebagai headline yang cenderung seragam. Dalam kasus ini, sebagian besar—kalau tak dapat dikatakan seluruh—media massa, baik televisi, koran, majalah, dan lainnya secara beramai-ramai mengangkat satu kasus yang sama. Ini dapat berdampak pada pencitraan bahwa kasus itulah memang yang terpenting dan menentukan hidup serta masa depan sang penikmat berita. Kita bisa lihat, misalnya, ketika tabulasi perolehan suara pemilu diumumkan dan diikuti dengan manuver politik para politisi kita, maka seluruh perhatian masyarakat Indonesia tersedot ke sana. Bahkan, ini mengalahkan persoalan sesungguhnya yang menimpa sistem perpolitikan dan perekonomian kita, juga tentang bencana dan penanganan bahaya di bidang kesehatan, misalnya.

Kedua, pembunuhan-karakter , baik personal maupun institusional (nasional maupun internasional) , yang dilakukan secara masif. Secara personal, kasus pembunuhan yang diduga melibatkan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), patut dijadikan contoh. Lepas dari benar tidaknya kasus ini, pencitraan oleh media massa tentu dapat kita saksikan sendiri dengan kasat mata. Betapa, misalnya, "pengadilan" yang dilakukan oleh media telah menempatkan sang tersangka sebagai benar-benar merupakan pelaku, bahkan otak dari kejahatan itu. Kutipan dari narasumber, sang eksekutor pembunuhan maupun "perempuan yang menjadi poros cinta segitiga", benar-benar telanjang dan vulgar. Untuk media televisi, aturan jam tayang bagi aksi kekerasan untuk menjaga mental anak-anak kita benar-benar telah dilanggar.
Dalam kasus internasional, kecermatan kita dalam masalah pembunuhan-karakter ini benar-benar telah dibuat tumpul. Dalam serangan Zionis terhadap Gaza beberapa waktu lalu, misalnya, hal ini sungguh sangat transparan. Betapa, misalnya, bahwa HAMAS-lah yang bersalah sebagai pembantai penduduk Palestina sendiri karena telah melontarkan roket-roket ke "pemukiman Yahudi". Kendati yang menembaki para wanita dan anak-anak Palestina itu dari darat, laut, dan udara adalah tangan-tangan Zionis yang haus darah, tetap saja pemirsa dan pembaca dibuat tak berdaya untuk membuat penilaian yang objektif. Atau, untuk kasus yang menyertainya belakangan ini seperti tertangkapnya "orang Hizbullah" yang menyuplai bantuan bagi yang memang berhak menerima bantuan itu di Gaza, koran sekaliber Kompas di tanah air pun dapat dengan mudah membuat pemberitaan yang sungguh sangat distorsif.
Dalam laporannya medio April lalu, koresponden Kompas di Mesir, Musthafa Abdurrahman misalnya dengan nada tulisan yang agak emosional dan tanpa bukti, menyebut itu sebagai upaya sitematis yang dilakukan oleh Hizbullah untuk melakukan campur-tangan dan infiltrasi, untuk akhirnya menumbangkan pemerintahan Mesir. Nah, kalau sudah begini, kita kemudian menjadi mudah untuk menarik kesimpulan tentang adanya keterkaitan kepentingan pernyataan ini—paling tidak dalam ranah pernyataan—dengan pernyataan sejenis yang diungkapkan secara bersamaan oleh Mesir, pemerintah Zionis, Amerika Serikat, bahkan oleh seorang Sekjen PBB seperti Ban Ki Moon.[]

Quotes from 12 Imams

Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).

0 comments:

Post a Comment