Contributors

Don't miss

Saturday, May 9, 2009


By on 5/09/2009 11:04:00 PM

Penghitungan- akhir hasil pemilu legislatif memang belum diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan beragam persoalan di seputar itu masih saja tak kunjung usai. Namun, ada gejala yang patut membuat bangsa ini merasa khawatir, yaitu lolosnya artis dalam jumlah yang cukup banyak untuk melenggang ke Senayan karena telah mengantongi jumlah suara yang cukup. Sebut saja, misalnya, Eko Patrio, sang pelawak nasional. Calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk daerah pemilihan di Jawa Tengah ini kini berada di atas angin untuk terbang ke gedung DPR di Jakarta.
Juga Mandra, sang artis pelawak kelahiran Betawi ini disebut-sebut bahkan mampu menggeser politisi senior Abdillah Thoha, sang wakil PAN sebelumnya untuk daerah pemilihan Jakarta. Atau juga Angelina Sondakh, sang ratu kecantikan versi tanah air, anggota legislatif dari Partai Demokrat (PD). Bahkan di Jawa Timur, seorang artis Dangdut di sebuah kampung pun terpilih sebagai anggota DPRD kabupaten.
Secara nasional, antusiasme para artis untuk menjadi anggota legislatif memang sangat tinggi. Sebab, kata mereka, terlibat dalam persoalan bangsa adalah hak semua elemen masyarakat. Dan sebagai artis, mereka telah memiliki modal suara lantaran popularitasnya. Ini pun terbukti dengan bertambahnya (secara signifikan) jumlah artis yang akan memasuki gedung wakil rakyat dalam periode lima tahun ke depan. Cukup menarik komentar pengamat politik dan sejarah, Anhar Gonggong, beberapa waktu lalu di sebuah stasiun televisi nasional, yang menyebut periode DPR mendatang ini sebagai DPR terburuk di sepanjang sejarah DPR kita.
Kalau kita simak penuturan para artis itu dalam berbagai kesempatan wawancara untuk melihat visi dan misi mereka, maka kita patut mengelus dada. Bang Mandra, misalnya, berniat akan menyelamatkan dan mengembangkan kebudayaan Betawi; menjadi tuan di negeri sendiri. Memang, niat ini bukanlah sesuatu yang salah, tetapi bagaimana mungkin anggota legislatif yang semestinya memandang semua persoalan secara nasional masih berwawasan kedaerahan seperti itu? Bukankah yang seharusnya dipikirkan adalah kebudayaan bangsa ini secara keseluruhan yang tak pernah dibangun dengan dasar dan orientasi yang valid?

Lain lagi dengan Mas Eko. Beliau bercita-cita agar kesenian beroleh porsi yang semestinya di negeri ini. Bahkan beliau telah memasang ancang-ancang; akan duduk di komisi (DPR) yang khusus menangani kesenian. Bukankah ini juga muncul dari semangat yang sama; yang mengusung hal-hal yang bersifat sektorial dan tak dapat melihat kepentingan nasional secara keseluruhan? Mungkinkah membangun DPR yang kuat, apabila anggota-anggotanya hanya memiliki kapabilitas yang rendah dan tak mampu membaca keterkaitan satu kebijakan politik dengan kebijakan politik lainnya?
Ya, keterlibatan para artis nasional—kalau tak dapat disebut sebagai intervensi—dalam beragam persoalan bangsa memang sudah sangat mewabah saat ini. Bahkan dalam persoalan-persoalan keagamaan yang relatif sakral pun mereka "pasang badan". Dunia gemerlap sebagai selebritis—yang cenderung profan dan bersifat permukaan—tak menghalangi mereka untuk memberikan "fatwa" di seputar ajaran agama. Sering kita dengar mereka mengatakan bahwa goyangan yang begini halal dan goyangan yang begitu haram. Atau bahwa kehidupan mereka (dalam persoalan perkawinan dan perceraiannya) adalah lantaran telah ditentukan oleh Yang di Atas (maksudnya Tuhan).
Sebenarnya, dalam kacamata profesionalitas, pilihan para artis ini untuk menjadi anggota legislatif adalah sebentuk "campuraduk yang tak masuk akal". Karena itu, bukankah lebih elegan apabila mereka tetap di dunianya (sebagai artis) dan memberikan kontribusi yang tepat bagi bangsa ini, misalnya dengan menjadikan seni sebagai khazanah kemanusiaan yang membangun kesadaran mereka sebagai makhluk yang mulia? (islamtimes)

Quotes from 12 Imams

Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).

0 comments:

Post a Comment