
Menyambut peringatan setahun pembebasan Samir Kuntar dan empat tawanan Lebanon dari tangan rezim zionis Israel menyusul kemenangan Hizbullah dalam perang 33 hari, Sekjen Gerakan Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah menekankan kembali terus dilanjutkannya muqawama atau perlawanan anti-zionis. Ditegaskannya, dalam menghadapi rezim zionis Israel, kita menghadapi perang tanpa batas.
Acara peringatan setahun pembebasan para tawanan Lebanon itu dihadiri oleh pelbagai tokoh politik, aktifis, dan mantan tawanan dari Lebonan dan Palestina. Dalam pidatonya di acara itu, Sayid Hasan Nasrullah menyatakan, "Kita adalah pemegang amanah muqawama dan kita akan selalu memenuhi tanggung jawab kita di hadapan ribuan tawanan Palestina dan non-Palestina di penjara-penjara rezim zionis Israel".
Sekjen Hizbullah itu menilai bahwa pembebasan para tawanan Lebanon merupakan kemenangan ilahi. Ditambahkannya, "Rezim zionis adalah rezim rasialis dan hasil rekayasa. Sementara dunia hanya diam terbisu melihat kejahatan dan pembantaian yang dilakukan rezim tersebut terhadap ribuan rakyat Palestina di Gaza. Bahkan hingga kini ribuan lelaki dan anak-anak serta perempuan masih mendekam di penjara-penjara rezim zionis"
Sebagaimana diketahui, pertengahan Juli tahun lalu, Hizbullah menggelar operasi penukaran tawanan dengan rezim zionis Israel yang dikenal sebagai Operasi Radwan. Dalam operasi itu, Samir Kuntar, tawanan Lebanon yang paling lama ditahan Israel selama 30 tahun, berhasil dibebaskan bersama empat tawanan Lebanon lainnya. Operasi pembebasan tawanan itu diberi nama Operasi Radwan sebagai bentuk penghargaan rakyat Lebanon atas jasa-jasa komandan Hizbullan, Syahid Imad Mughniyeh atau Haj Radwan yang gugur syahid akibat serangan teror rezim zionis.
Pasca pembebasan, media-media Israel pun segera mengakui bahwa operasi penukaran tawanan Lebanon dengan mayat serdadu rezim zionis itu merupakan aksi yang memalukan bagi Tel Aviv. Selama ini, tidak PBB, tidak juga Palang Merah Internasional, atau Liga Arab maupun pemerintah Lebanon mampu membebaskan para tawanan dari tangan Israel, namun Hizbullah dibawah kepemimpinan Sayid Hasan Nasrullah berhasil melakukannya.
Di bagian lain pidatonya, Sayid Hasan Nasrullah juga menyinggung situasi akhir politik di Lebanon. Ia mengajak kepada seluruh komponen politik untuk tetap menjaga persatuan dan mempertahankan situasi aman. Ia juga menekankan perlu dibentuknya pemerintahan koalisi yang merangkul seluruh kelompok dan aliran. Ditambahkannya pula, pemilu parlemen Lebanon baru-baru ini membuktikan bahwa seluruh faksi-faksi politik memiliki pengaruh. Karena itu, setiap keputusan yang diambil mesti melibatkan seluruh faksi yang ada. [indonesian.irib.ir]
0 comments:
Post a Comment