12 Imam - Gerakan dan doktrin Wahabisme menjadi ancaman serius terhadap kehidupan demokrasi. Ini karena doktrin Wahabisme adalah paket eksklusifisme yang dicirikan beberapa hal: Pertama, tak puas dengan jenis keislaman yang berkembang di lingkungan umat Islam non-Wahabi, mereka hendak mengislamkan kembali orang-orang Islam. Bagi mereka, orang Islam non-Wahabi telah terjatuh ke dalam kemusyrikan sehingga perlu segera diselamatkan. Konsekuensinya, pembunuhan terhadap orang yang menolak “diselamatkan” bisa dihalalkan.
Kedua, ijtihad orang-orang Wahabi hanya berputar di perkara-perkara partikular. Mereka berijtihad dalam soal-soal kecil seperti tentang hukum perempuan menyetir mobil, hukum memelihara jenggot, hukum ziarah kubur, hukum bertawassul, hukum menggunakan tasbih dalam berzikir. Ulama Wahabi mungkin menyangka bahwa ziarah kubur, bercelana di atas tumit, dan bertawassul adalah masalah pokok. Padahal, jelas soal-soal seperti ini masuk ke dalam kategori masa’il khilafiyah yang tak akan pernah berhasil disepakati oleh seluruh umat Islam. Ketiga, kelompok Wahabi cenderung tak memanusiakan kaum perempuan. Perempuan selalu saja dianggap sebagai manusia tak sempurna; separuhnya adalah manusia dan separuhnya yang lain adalah setan, yang mengganggu keimanan laki-laki. Cara pandang demikian menyebabkan orang-orang Wahabi punya kecenderungan untuk memarjinalisasikan perempuan. Dehumanisasi terhadap perempuan berlangsung di berbagai sisi kehidupan. Perempuan tak boleh dilibatkan dalam pengambilan keputusan, tak hanya di ruang publik. melainkan juga di ruang domestik seperti keluarga.
Kedua, ijtihad orang-orang Wahabi hanya berputar di perkara-perkara partikular. Mereka berijtihad dalam soal-soal kecil seperti tentang hukum perempuan menyetir mobil, hukum memelihara jenggot, hukum ziarah kubur, hukum bertawassul, hukum menggunakan tasbih dalam berzikir. Ulama Wahabi mungkin menyangka bahwa ziarah kubur, bercelana di atas tumit, dan bertawassul adalah masalah pokok. Padahal, jelas soal-soal seperti ini masuk ke dalam kategori masa’il khilafiyah yang tak akan pernah berhasil disepakati oleh seluruh umat Islam. Ketiga, kelompok Wahabi cenderung tak memanusiakan kaum perempuan. Perempuan selalu saja dianggap sebagai manusia tak sempurna; separuhnya adalah manusia dan separuhnya yang lain adalah setan, yang mengganggu keimanan laki-laki. Cara pandang demikian menyebabkan orang-orang Wahabi punya kecenderungan untuk memarjinalisasikan perempuan. Dehumanisasi terhadap perempuan berlangsung di berbagai sisi kehidupan. Perempuan tak boleh dilibatkan dalam pengambilan keputusan, tak hanya di ruang publik. melainkan juga di ruang domestik seperti keluarga.
Oleh @DennyJA_WORLD
0 comments:
Post a Comment