Contributors

Don't miss

Friday, July 3, 2009

Konspirasi Kematian Neda dan Michael Jackson


By on 7/03/2009 12:12:00 AM


Kematian Neda Agha Soltan atau Neda Soltani sampai saat ini mengundang pertanyaan. Minggu lalu kematian Neda tiba-tiba menghiasi setiap Headline hampir situs berita sebelum akhirnya tiba-tiba hilang ditelan ketenaran Jacko si raja pop dunia yang meninggal dunia yang juga meningalkan segudang teka teki. Tak ketinggalan pula situs nasional Indonesia seperti Kompas, Vivanews, MetroTV mengangkat tema kematian Neda Soltani. Dengan latah, nada mencibir sistem wilayatul faqih menghias ulasan mereka. Hampir senada, media nasional Indonesia itu dengan tegas menekankan kepada pembaca untuk ikutan ramai-ramai mendukung perubahan sistem pemerintahan Republik Islam Iran.

Oleh media massa barat aliansi Israel, Neda menjadi simbol perjuangan dalam melawan rezim Mollah di Iran. Di Perancis, Amerika, Belanda dan Jerman hari itu juga di peringati untuk mengenang kepergian jejak sang pahlawan. Nyala lilin dan taburan bunga mengelilingi photo sang pahlawan.

Namun, beberapa hari setelah mereka puas menghias headline dengan kepergian Neda dan setelah puas memojokkan republik Islam Iran dengan cerita dan narasi menyedihkan sekaligus pembohongan publik, kini tiba-tiba kasus Neda menghilang dari pemasok berita. BBC, Reuter, CNN dan media massa barat lainnya asyik menghias headline mereka dengan kematian sang raja pop dunia. Kematian Neda hilang dari peredaran dalam sekejab. Berita kecurangan Ahmadinejad dalam pemilu Iran juga sirna. Sokongan Barat terhadap tiga kandidat kalah juga senyap. Semuanya datang dengan tiba-tiba dan serentak.

Micahel Jackson kini menjadi tokoh utama setiap pemberitaan.

Kronologi Kematian Neda
Seorang sopir taksi yang tidak mau disebutkan namanya bercerita. Sopir taksi ini adalah saksi hidup tragedi kematian Neda yang tidak pernah di jamah oleh BBC, Reuter dan CNN. Dialah yang mengangkut dan memasukkan tubuh Neda yang berlumuran darah kedalam taksinya untuk dibawa ke rumah sakit dari tempat kejadian. Sang sopir kepada IRIB bercerita, "Hari Sabtu, saat itu tepatnya pukul 19:20, saya membawa mobil melewati jalan Salehi ke arah atas. Di depan gang Khasravi, tiba-tiba saya dikejutkan pada kerumunan beberapa warga, karena memang gang tersebut sepi dan jauh dari hiruk pikuk demonstrasi. Saat melewati kerumunan tersebut, saya melihat seorang perempuan terlentang di atas jalan.

Dari mulut dan hidungnya keluar darah. Saat itu, tidak ada pilihan lain dalam benak saya, kecuali turun dari mobil dan menaikkan perempuan malang tersebut ke atas mobil. Saya segera mengarahkan mobil ke arah rumah sakit. Namun sayang ternyata, gang setelahnya gang buntu. Tanpa pkir panjang lagi satu-satunya jalan yang harus di tempuh untuk menyelamatkan perempuan malang ini adalah menurunkannya dan menaikkan mobil lain untuk lebih cepat menuju rumah sakit.
Beberapa orang memindahkan tubuh berlumuran darah itu ke mobil lain.

Adalah Guru musik Neda yang juga tidak disentuh oleh BBC, CNN dan Reuter. Dia adalah saksi hidup kedua dalam kasus Neda. Saat TV Nasional Iran Chanel 1 menayangkan rekaman video kematian Neda, disana terdapat seorang laki-laki tua yang rambutnya sudah memutih karena uban.

Saat ditanya oleh IRIB, lelaki tua yang ternyata adalah guru musik perempuan malang itu menuturkan, "Saat itu, saya melihat ada sebuah mobil peugeot yang berusaha mengangkat tubuh berlumur darah Neda."

Kematian Neda sangat disesalkan. Sebagaimana penyesalan terhadap kematian para Basij, anak kecil beserta ibunya yang tidak tersentuh hiruk pikuk BBC, CNN dan Reuter. Sebagaimana penyesalan terhadap 400 polisi Iran yg terluka diserang para perusuh, penyesalan 2 orang yg luka atau syahid di mesjid Lulagar di kawasan Navvab, yg dibakar oleh perusuh. Mengapa yg disebut pahlawan bila yg tewas dari pihak perusuh, sementara korban tewas di pihak lain tdk disebut pahlawan? Kematian Neda tidak berbeda dengan kematian para Basij, anak kecil beserta ibunya. Sayangnya... lagi-lagi sayangnya kematian mereka yang terkena muntahan timah panas para perusuh tidak berharga dimata media massa barat itu.

Kasus terus bergulir, kini penyelidikan telah dimulai, hasil awal mengatakan ada sejumlah fakta yang mengundang keraguan atas siapa eksekutor kematian Neda. BBC dan media massa Barat menuding Basij si penjahat itu, polisi Iranlah si bajingan itu. Jelas, pemerintah Iran tidak meragukan adanya kematian warganya yang bernama Neda, namun yang diragukan adalah siapakah pelaku penembakan tersebut.

IRIB dalam hal ini adalah pemerintah Iran mempublikasikan rekaman tersebut dengan beberapa catatan sebagaimana yang disiarkan oleh Stasiun Nasional Iran Chanel 1:

1. Rekaman video kematian Neda yang dipublikasikan oleh media-media Barat menunjukkan bahwa Neda sudah disorot dan telah diincar sejak lama. Sebab, rekaman video tersebut menayangkan keberadaan Neda 45 menit sebelum kematiannya. Artinya sebelum kejadian, Neda telah menjadi target pembunuhan. Atau jika saja kita menerima asusmsi bahwa, rekaman tersebut adalah kebetulan dan tanpa disengaja. Namun pertanyaannya adalah kenapa tempat pembunuhan Neda jauh dari tempat kerusuhan. Karena kerusuhan saat itu terjadi di Jalan Azadi. Lagi pula diperkirakan sebagaimana tayangan video tersebut, disana minimal ada dua handycam yang merekam kejadian tersebut. Ini jelas menunjukkan adanya skenario dan program sebelumnya.

2. Basij dan polisi yang merupakan pihak tertuduh dalam kasus ini, saat itu ditempatkan di tempat kerusuhan, bukan wilayah yang jauh dari kerusuhan. Dan juga mereka tidak dipersenjatai. Basij dan polisi hanya membawa pentungan dan gas air mata. Kenyataan ini diperkuat oleh kesaksaian guru musik Neda. Sambil menunjuk tempat kejadian, sang guru mengatakan," Saat itu, di tempat ini suasana tenang dan tidak ada kerusuhan, saat itu memang tempat ini beberapa warga ada yang berkerumun. Saat kami menyeberang dari samping jalan untuk naik mobil, dan ketika sampai di belokan jalan, tiba-tiba terdengar suara tembakan..."

3. Berdasarkan laporan hasil forensik, peluru yang ditembakkan ke Neda sejenis senjata kaliber kecil dari sebuah pistol, dan ditembakkan dari jarak dekat saat Neda berjalan kaki. Dan minimal jarak tembak sekitar 5 sampai 7 meter. Lebih lanjut guru musik Neda mengatakan, "Suara tembakan peluru yang dimuntahkan mirip suara petasan...." Lebih dari itu, sopir taksi juga memberikan kesaksian bahwa saat kejadian, pihaknya tak melihat basij dan polisi di sekitar. Guru musik Neda juga mengatakan, "Saat itu, tidak ada konflik senjata, yakni tidak ada aparat keamanan yang bersiaga di wilayah tersebut. Di sana hanya ada sejumlah warga saat suara peluru terdengar yang kemudian mengenai Neda."

4. Dalam tayangan video dilihatkan bahwa Neda telah ditembak dibagian kepala dari belakang, akibat tembakan itu keluarlah darah segar dari mulut dan hidung Neda.

Karena darah itu keluar dari mulut dan hidung Neda maka, ada beberapa poin yang perlu dipertimbangkan.

1. Senjata yang digunakan adalah senjata genggam kecil sejenis pistol berkaliber kecil, karena disana tidak ditemukan adanya projektil peluru yang menembus tubuh dan kepalanya.

2. Senjata ditembakan dengan jarak sangat dekat, sehingga dipastikan tepat mengenai sasaran, karena dalam suasana yang rusuh [menurut media massa barat, Neda ditembak ditengah-tengah warga sedang demo] hal ini tidak mungkin bisa dilakukan, kalau ini dilakukan dengan senjata genggam, maka kemungkinan akan menimbulkan jatuh korban lebih dari satu dan ini tidak terjadi.

Atau kita ikuti jejak spekulasi media massa barat yang mengatakan Neda ditembak dari jauh. Maka kemungkinan ini akan lebih kecil dengan memperhitungkan beberapa hal:
1. Dengan tembakan jauh -oleh seorang sniper sekalipun- maka diperlukan senjata laras panjang atau minimalnya menengah (semi), yang tentu senjata demikian ini memiliki daya tembak yang lebih kuat. Karena tembakan yang begitu kuat maka akibat yang ditimbulkan adalah akan lebih fatal. Kita asumsikan bahwa penembak menggunakan senjata panjang jenis AK 47atau M 4 misalnya, maka minimal akibat dari tembakan tersebut akan fatal, yakni peluru akan menembus kebagian depan, badan maupun kepala, atau batok kepala Neda akan terkelupas. Namun sebagaimana tergambar dama video hal ini tidak tampak dalam rekaman yang ditayangkan.

Dengan memperhitungkan TKP dalam tayangan video yang disebarkan oleh media massa barat maka akan menutup beberapa kemungkinan:
1. Neda ditembak ditengah-tengah kerusuhan. Lagi pula bukanlah watak orang Iran yang akan membiarkan korban terkelepar sendirian apalagi seorang wanita. Mereka (para demonstran) akan merubung Neda dan menolongnya. Lagi-lagi yang nampak dalam gambar tayangan video tersebut Neda dikerubungi hanya 4 atau 5 orang saja.

2. Penanganan Neda yang hanya ditangani oleh sejumlah kecil orang, dan tempat tertembaknya Neda merupakan gang buntu, maka kemungkinan adanya usaha dengan sengaja untuk membunuh Neda sangat terbuka lebar.

3. Atau Neda memang sengaja dibiarkan mati. Dengan asumsi bahwa Neda akan dijadikan sebagi maskot pahlawan dan simbol penentangan terhadap pemerintahan pilihan rakyat Ahmadinejad dalam kaca mata Barat dan Amerika. Oleh karena itu film Neda sengaja dibuat, dirilis dan disebarkan luaskan keseluruh dunia dengan kesadaran penuh sebagai upaya memojokkan Republik Islam Iran dimata dunia.

Mempertimbangkan poin-poin diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kematian Neda adalah skenario yang sengaja dibuat untuk memperkeruh suasana di Iran dan memojokkan Republik Islam Iran.

Kini kebenaran terkuak, Republik Islam Iran tetap tegar dengan wilayatul faqihnya. Barat dan Amerika kelimpungan sebab makarnya di Iran terbongkar. Kebohongan beritanya terkuak. Demi menutup malu dan mengubah opini maka Jakco si raja pop dijadikan sebagai tumbal oleh badan Think Thank Amerika dan Barat. Kematian penuh teka teki Micahel Jackson menghias headline surat kabar dan situs mereka. [islammuhammadi/mt]

Quotes from 12 Imams

Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).

0 comments:

Post a Comment