UN begitu dahsyat! Betapa tidak kehadirannya laksana kedatangan hari Kiamat yang sengaja direncanakan. Bagai hari Kiamat semua orang berdebar menyambut saat-saat itu. Tidak hanya siswa yang cemas, orangtua bahkan pihak sekolahpun merasakan hal yang sama. “Takut tidak lulus” adalah penyebab rasa cemas itu. Dalam fenomena kiamat “takut tidak lulus” adalah mirip dengan rasa kecemasan para pendosa.
Ada hal yang menarik dari kedahsyatan UN, yakni “doa bersama” menjelang UN. Inti dari pelaksanaan itu adalah meminta petunjuk Tuhan agar dalam UN nanti diberi kesuksesan. Biasanya para pihak yang berdoa mempunyai keinginan agar semua lulus 100%.
Bagi kalangan sufi banyak yang menolak berdoa karena menganggap berdoa sama saja meragukan pengetahuan Tuhan atas hajat dan aspirasi hambaNya. Bagi kita doa adalah sesuatu yang luar biasa. Mengingat kita sangat “terbatas” termasuk mengetahui kehendak pencipta. Selain itu kita memang cenderung selalu mempunyai kepentingan-kepentingan yang bersifat mendesak. Lihat saja, saat mencalonkan jabatan kita terdesak oleh batas waktu pemilihan, ketika partai kita ganjang-ganjing kita berdoa agar tetap solid dan sebagainya. Sama halnya ketika kita terdesak oleh datangnya kiamat UN.
Cara doapun bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan kita. Nah dalam konteks UN tentu cara kita berdoa sedikit lebih instansional. Caranya mirip seperi laporan kepada pimpinan, misalnya, “Ya Allah, ya Tuhan kami, hari ini kami semua berkumpul di sekolah ini dengan total anggaran pelaksanaan tidak sedikit Tuhan. Hari ini kami memohon padaMu luluskan lah sekolahku 100% agar tidak ada yang tertinggal Tuhan. Ampunilah kami jika selama ini kadang kami lalai melaksanakan tugas keseharian kami. Sumpah ini tidak akan aku ulang lagi Tuhan. Maafkan kami” dan seterusnya....
Pertanyaana penting yang sering mengusik kita adalah ; kita ini sering berdoa sekian lama, meminta ini-itu, namun sepertinya doa kita tak didengar oleh Tuhan. Apakah cara kita salah dalam berdoa, atau bagaimana? Atau seperti kata ulama ; setiap doa itu pasti dikabulkan, hanya kapan dan berupa apa hanya Tuhan yang menentukan dan mengetahuiNya. Maka jika demikian adanya, jika nanti ada yang tidak lulus jangan lantas menyalahkan Tuhan, karena kita memang tidak mengetahui kehendakNya. [politikana]
Quotes from 12 Imams
Mencintai keindahan adalah fitrah. Sampaikan keindahan Ahlul Bait dan keindahan ajaran mereka dengan cara yang indah. "Kalau manusia mendengar keindahan ucapan-ucapan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami" (Imam Ridha as).
0 comments:
Post a Comment