Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh melantik kembali Prof Dr Bedjo Sujanto, MPd sebagai Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk periode kedua 2010-2014 pada acara pelantikan di Gedung Perpustakaan Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta, Senin (26/4).
Menurut Mendiknas, apabila perguruan tinggi dalam dinamika kehidupannya tidak dikelola dengan baik, fasilitas yang serba kekurangan, proses belajarnya tidak mampu mengeksplorasi potensi intelektualitasnya, sudah tidak lagi saling menghormati, dan justru kekerasan yang selalu dipertontonkan, maka kampus dipastikan hanya akan melahirkan generasi yang mengidap kecacatan sosial.
"Generasi yang akan tumbuh adalah generasi yang tercerabut dari nilai kesantunan dan kesopanan. Generasi yang tidak memiliki hati, simpati, dan empati, karena mereka hanya akan asyik dengan dirinya sendiri," katanya.
Ia menegaskan, di samping akan mengidap kecacatan sosial atau sosio idiot, apabila kondisi itu tetap tidak diperbaiki, maka kampus hanya akan melahirkan generasi yang tidak memiliki kemampuan teknis (technical idiot) dan generasi yang kehilangan kepenasaran intelektual (intellectual curiosity), yang keberadaannya justru hanya akan menambah beban dan persoalan bagi bangsanya.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi kampus untuk terus menerus meningkatkan kualitas dunia akademiknya, kemuliaan, dan interaksi sosialnya, serta menjadi pelopor dalam melahirkan generasi yang memilikii kecerdasan teknis dan kecerdasan sosial, yaitu generasi yang terbebas dari technical idiot dan sosio idiot," katanya.
Menurut Mendiknas, UNJ adalah salah satu universitas besar dan terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia, hal itu, katanya, ditandai dengan berbagai kontribusi yang telah diberikannya, khususnya dalam menghasilkan para pendidik dan tenaga kependidikan profesional serta menjadi sumber keteladanan.
“Sekarang ini pemerintah ingin menyampaikan rasa terima kasih, memberikan kepercayaan dan dukungan penuh agar UNJ tiada henti meningkatkan prestasi dan kontribusinya, sehingga masyarakat dan bangsa ini memperoleh manfaat sebesar-besarnya," katanya.
Resmikan Pusat Studi
Usai melantik Rektor UNJ, Mendiknas M. Nuh meresmikan Gedung Pusat Studi dan Sertifikasi Guru, yang lokasinya masih ada di lingkungan Kampus UNJ. Menurutnya, peresmian gedung itu akan menjadi salah satu simbol komitmen untuk meningkatkan kualitas guru.
"Mudah-mudahan dengan kehadiran gedung dan fasilitasnya itu, sebagian dari persoalan mengenai peningkatan kualitas guru bisa diselesaikan," katanya.
Ia menyatakan menaruh harapan besar kepada UNJ untuk terus bersama-sama ikut meningkatkan kualitas pendidikan melalui sertifikasi kualifikasi dari para guru. Harapan yang sama juga disampaikan Mendiknas kepada perguruan tinggi lain, baik negeri maupun swasta.
"Dalam pendidikan tidak dikenal diskriminasi. Kebijakan pendidikan nasional adalah nondiskriminatif. Kita tidak boleh membeda-bedakan antara pendidikan umum dan pendidikan keagamaan, negeri dan swasta, kaya atau miskin. Semua harus mendapatkan kesempatan yang sama," katanya.
Rektor UNJ Bedjo Sujanto menjelaskan bahwa Gedung Pusat Studi dan Sertifikasi Guru itu sebelumnya adalah gedung teater yang terbakar 30 Juli 2008 lalu.
“Gedung itu dibangun selama tujuh bulan dengan menggunakan dana stimulus pada tahun 2009 sebesar Rp 94 miliar. Sebelumnya gedung ini hanya berlantai dua, namun sekarang berlantai sepuluh. Fungsi gedung teater tetap ada di lantai 9 dan 10," katanya. [kominfonewsroom]
0 comments:
Post a Comment