AS Takut Perang Darat Hadapi ISIS di Irak?

12 imam ~ Pasukan Kurdi berhasil menahan serangan ISIS di Kobane Suriah pada Ahad (12/10). Namun, militan ISIS justru berhasil melakukan serangannya di Irak dan menewaskan puluhan warga Kurdi serta membunuh komandan polisi di wilayah barat Irak. 

Reuters melaporkan, pejabat militer AS menyatakan Washington tak ingin mengirimkan pasukannya dalam serangan darat di Irak dan Suriah. Namun, AS dapat meningkatkan dukungannya membantu dan menasehati pasukan Irak dalam serangan darat. 

Sementara itu, Penasehat Keamanan Nasional AS Susan Rice mengatakan Turki juga telah sepakat menginzinkan pangkalan militernya digunakan oleh koalisi AS untuk melakukan operasinya di Irak dan Suriah. Selain itu, Turki juga mengizinkan wilayahnya digunakan untuk melatih para pemberontak moderat Suriah guna melawan ISIS. 

Di Suriah, fokus utama saat ini berada di kota Kurdi Kobane yang berada di dekat perbatasan Turki. Para pasukan Kurdi berupaya mempertahankan kota tersebut dan berusaha menghentikan pergerakan ISIS. Akibatnya sekitar 200 ribu warga telah mengungsi ke perbatasan. 

Militan ISIS telah mengepung kota tersebut selama hampir empat pekan dan melancarkan serangannya. Wakil PBB untuk Suriah pun memperingatkan ribuan orang bisa menjadi korban pembantaian massal jika Kobani jatuh ke tangan ISIS. 

Wakil kepala dewan pertahanan Kobani, Ocalan Iso, mengatakan saat Minggu malam, baku tembak terjadi di pusat kota dan di daerah timur serta tenggara. Sedangkan, Idris Nassan, wakil menlu pemerintahan Kurdi di Kobani mengatakan pertempuran tersebut terjadi saat malam hari di jalanan. Pasukan Kurdi juga telah menahan seorang penyerang dalam sebuah serangan. 

Sedangkan, kelompok Observatory HAM Suriah mengatakan pasukan Kurdi Kobani berusaha bertahan melawan ISIS . Mereka juga menyebutkan 36 anggota ISIS dan delapan pasukan Kurdi tewas. 

Pertempuran terjadi pada Minggu di dekat gedung pemerintahan yang telah dikuasai oleh ISIS dua hari lalu. Pertempuran di Kobani ini terjadi saat Turki mengerahkan perlengkapan militernya di perbatasan. Namun, Turki menolak terlibat dalam pertempuran tersebut. 

Para pemimpin Turki mengatakan kegagalan pemerintahannya membantu mempertahankan Kobani dapat menghancurkan proses perdamaian Turki guna mengakhiri pemberontakan yang telah menewaskan 40 ribu nyawa. 

Pasukan Kurdi di Kobani pun ingin Turki terlibat dalam pertempuran ini dan membantu melawan ISIS. "Kami ingin mereka membuka koridor perbatasannya sehingga orang-orang kami (warga Kurdi yang berada di Turki) dapat membantu kami. Kami membutuhkan semuanya," kata Esmat Al-Sheikh, kepala pertahanan Kobani. "Kami membutuhkan pejuang, butuh segalanya," jelasnya.