AS: RI Mainkan Peran Penting Dalam Perang Lawan ISIS

12 imam ~ Demikian ungkap Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake Jr, ketika melakukan diskusi terbatas dengan media massa, termasuk VIVAnews, hari ini di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat. Mulai dari Presiden SBY hingga organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah, ujar Blake, ramai-ramai menyatakan penolakan dan larangan terhadap paham ISIS. 

"Langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Indonesia sangat penting, karena ISIS tidak boleh diberi kesempatan untuk menyatakan diri sebagai organisasi keagamaan dan sikap mereka didasari nilai-nilai Islam. Padahal, kenyataannya, apa yang mereka lakukan, bertentangan dengan ajaran yang tertulis di dalam Al-Quran," papar Blake.

Sementara terkait kebijakan RI yang lebih memilih menekankan soft power dalam menghadapi ISIS, Blake menyebut hal itu tidak keliru. Dia berpendapat, situasi di Indonesia tidak memungkinkan untuk mengedepankan aksi militer dalam menyelesaikan konflik. 

"Namun, bukan berarti serangan militer tidak penting. Ketika berpidato di Akademi Militer West Point, Presiden SBY tidak meniadakan perlunya serangan militer," kata Blake.

Dalam pidato yang dirujuk Blake, Presiden SBY menyampaikan perang bukan solusi akhir untuk mengakhiri konflik. Justru SBY beranggapan perang dijadikan upaya terakhir jika semua langkah lain yang bersifat damai tidak ampuh menyelesaikan konflik. Pidato itu disampaikan SBY di hadapan ratusan taruna Akademi Militer West Point pada Senin kemarin. 

Puji Toleransi

Dalam kesempatan itu, Blake turut memuji nilai-nilai toleransi yang kuat masih dipegang oleh masyarakat Indonesia. Menurut Blake, tidak mudah bagi masyarakat dari beragam agama dan suku untuk hidup berdampingan secara harmonis. 

Bahkan, dia menyebut, seharusnya beberapa negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak bisa mencontoh Indonesia. 

"Indonesia memang pernah mengalami keterpurukan setelah diguncang Bom Bali tahun 2002 silam dan aksi pengeboman lainnya setelah itu. Tapi, kalian bangkit dan kini pencapaian yang telah diraih begitu jauh," kata Blake.

Larangan bagi ISIS untuk menancapkan kukunya di Indonesia disampaikan secara langsung oleh Presiden SBY pada awal Agustus lalu. Melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto, Indonesia tegas mengatakan paham ISIS bertentangan dengan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. 

Larangan itu diikuti dengan langkah lainnya seperti pembatasan pemberian paspor bagi WNI yang ingin berangkat ke Timur Tengah, pemblokiran situs-situs yang menyebarkan ajaran ISIS dan pendekatan ke para pemuka agama untuk menjelaskan bahwa paham tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.(sumber : viva)